Semua makhluk mafhum bahwa hidup adalah sebuah perjuangan, karena manusia terlahir juga diperjuangkan oleh ibu kandungnya, bayi dan menginjak remaja pun diperjuangkan oleh orang tua yang kasihnya tak pakai perhitungan. Semenjak dewasa di saat usia keduanya kian renta, setiap insan diperintah untuk berjuang, detik demi detik langkahnya terilhami oleh perjuangan. Hingga akhirnya kondisi memaksa untuk membagai waktu untuk diri, keluarga dan buku.
Keluarga adalah segalanya, terlebih lagi keluarga sakinah. Bukan saja dambaan manusia hatta hewan sekalipun memimpikannya. Memantaskan diri menjadi status anggota dan pimpinan dalam keluarga menjadi sebuah keniscayaan, tak boleh dibelah sekulit aripun oleh kesibukan. Pengertian ditunjang kepedualian anak dan isteri serta teman-teman kuliahku bak bahan bakar yang sengaja dituang untuk membakar dan menyalakan semangatku yang sudah nyaris padam ditelan usia.
Perjuangan hidup tak cukup hanya berkeluarga, tetapi keilmuan dan amal harus juga menjadi prioritas, denganya menjadi mulya walau hidup sebatangkara, dengannya menjadi berharga walau hidup tak mewah. Dari situlah kebangkitan mengokohkan keilmuan dan beramal ikut serta dipertaruhkan dalam setiap inchi kehidupan.
Akhirnya, hanya do’a kupanjatkan semoga siap, kuat dan tetap semangat menghadapi semua kesibukan yang sudah kadung digariskan. Kepada kata ‘pantang menyerah’ semua landscape tekad dalam hati ini kuserahkan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletearaul madinah
ReplyDeleteAssalamualaikum pak wiy... Nice blog..
ReplyDelete