Gelaran pesta demokrasi lima tahunan bangsa Indonesia telah usai tadi pagi, tepatnya Rabu, 9 Juli 2014 berakhir secara serentak pukul 13.00, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan cepat (quick count). Antusiasme masyarakat dari semua kalangan dari rakyat jelata hingga pejabat, artis, tokoh masyarakat dan semua elemen masyarakat ikut berpartisipasi untuk menggunakan hak pilihnya. Dua kandidat pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla adalah putra bangsa terbaik yang telah melalui seleksi alami oleh kontestan partai-partai pemilu bulan April 2014 lalu
Hasil dari pesta tersebut dimaksudkan untuk melahirkan pempimpin yang akan menjadi nakhoda besar negera kepulauan Republik Indonesia. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) ternyata benar benar tidak disangka, kedua kubu menyatakan dirinya menang, pesta demokrasi belum berakhir. Memang, versi quick count adalah hitungan yang tidak mengikat secara legal formal, tetapi berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, perhitungan cepat dipakai sebagai gambaran kandidat pemenangnya, ironisnya bisa menghasilkan hitungan yang berbeda. Entahlah kita tunggu sampai perhitungan riil (real count)
Kedua kubu antara pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla masing masing mendeklarasikan dirinya sebagai pemenang versi quick count masing-masing dan meyakini data mereka sama akuratnya kini.. semua hanya bisa menanti kapan usainya pesta tersebut, namun kita selalu berharap siapapun pemenangnya harus memberikan penghargaan kepada yang kalah. Begitu juga yang kalah harus ‘legowo’ menerima kekalahannya.
Penulis hanya menyayangkan, diantara sesama pendukung semua menyuarakan pemilu damai, tetapi faktanya di media online banyak yang saling sindir dan saling memojokkan antara pendukung yang satu dengan pendukung lainnya, seperti anak kecil yang kalah main congklak atau main gunduh. Mungkin demokrasi kita adalah demokrasi kekanak-kanakan.
No comments:
Post a Comment
Terimakash Atas kunjungan dan komentarnya ( salam persahabatan )