Dalam panggung kehidupan di dunia ini berjenis-jenis manusia meminjam bahasanya Gus Dur al- insaanu junnasun. Ada orang baik yang tak merasa baik, ada orang pandai merasa bodoh, ada orang alim masih merasakan banyak maksiat dalam dirinya, ada orang bersih merasa masih banyak dosa. Yang sudah disebutkan tadi adalah orang-orang yang selalu dalam perlindungan Allah dari jalan kesombongan dan dari merasa ‘paling’, kebaikannya yang selalu mengalir dalam dirinya kelak akan menjadi lautan rahmat dan nikmat di surga.
Namun juga banyak yang sebaliknya, tidak pandai tapi seolah-olah ia pandai dan menguasai seluruh ilmu pengetahuan, tidak alim tapi perangai dan tutur katanya bak malaikat yang diciptakan sebagai penerang ummat nan gelap gulita, bermode seperti ulama’ namun tingkat ruhaniyahnya seperti luak (musang). Sungguh sebuah keadaan yang sangat mengkhawatirkan, karena keburukan yang ada tampak menjadi sebuah kebaikan Allah berfirman:
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ.
“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. Fathir: 8)
Begitu hebat dan canggihnya tipu daya setan sehingga keburukan tampak menjadi kebaikan di depan mata sang pelakunya. Penyakit yang demikian ini tidak mungkin bisa disembuhkan sampai kapanpun, yang ada malah semakin lama semakin bertambah sakitnya. Al Qur’an memberikan gambaran penyakit hati yang bertambah parah dan terus bertambah parah sebab dusta, dusta terhadap kata hatinya, dusta terhadap perilakunya juga dusta terhadap kebenaran yang ada.
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. Al Baqarah: 10)