Info tafsir news, ingin berbagi kajian tafsir tentang hakekat kemurahan Allah bagi hambanya yang mau bersyukur, sebelumnya sebagai kata pengantar dari tulisan ini silahkan baca info membaca kufur nikmat membawa laknat. Bersyukurlah bagi kita yang masih punya tempat berteduh, bisa merasakan asin, manis dan gurihnya makanan. Segala aktifitas bisa kita lakukan secara sukses termasuk cari cari info di internet yang saat ini anda lakukan
Di luar sana, tidak sedikit orang kehilangan tempat tinggal, kendaraan, serta aset berharga lainnya, lihat saja pada saat petualang tsunami kembali ke tuannya yaitu ke negara jepang, belum lagi kerusakan nuklir yang sampai saat ini terus mengancam. Banyak juga diantara saudara kita yang terbaring kesakitan di rumah sakit, kelaparan, mengais rizki dengan kepayahan dan lain sebagainya.
Jika kita beri label harga, tentu sangat mahal harganya, yang tak bisa dibayar dengan mudah. Coba berapa harga nafas kita, jantung, ginjal, liver, usus kita dan biji mata serta pompa darah yang mengalir tanpa henti dan lain sebagainya, sungguh andaikan kita disuruh untuk menghitungnya pasti setiap orang tidak akan mampu membayarnya. Oleh sebab itu Allah berfirman di dalam surat :
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (an-nahl:16:18)
Nikmat-nikmat yang yang telah disebutkan di atas, saat ini kita miliki secara sempurna sebagai pemberian Allah dengan harga cuma-cuma. Allah tidak minta bayaran berupa nominal uang karena Allah maha kaya atas segala-galanya, dengan berbagai nikmat yang ada manusia hanya dituntut untuk mempergunakan sebagaimana mestinya, dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Mata untuk melihat yang baik-baik seperti membaca al Qur'an, telinga untuk mendengar isu baik dan mau’idhah hasanah, kaki untuk bekerja menghidupi anak istri, tangan untuk berkatifitas kegiatan yang mendatangkan bermanfaat kepada masyarakat banyak. Karena itu, detak jantung hendak selalu diisi dengan dzikir kepada Allah, mulut selalu basah menyebut asma-asma Allah.
Sejujurnya, kalau kita adalah orang yang pandai berhitung tentu saldo deposito atau tabungan yang kita tumpuk di bank tidak ada harganya jika dibandingkan dengan harga detak jantung, bayangkan senadainya Allah menghentikan aliran darah di dalam tubuh kita tentu uang di bank tadi menjadi kecil nilai jualnya. Jangan lah kita hanya melihat materi berupa tumpukan dollar saja, menafikan nikmat berupa sehat dan nikmat nikmat non finanasial lainnya. Yang menjadikan mahal sebenarnya adalah jiwa/ruh kita, terbukti di kedokteran mesir mayat hanya berharga 2 juta rupiah sekedar penelitian kedokteran. Ini menunjukkan bahwa sungguh jasad kita ini murah harganya ketika sudah kehilangan fungsi-fungsinya.
Mengapa manusia tidak bisa bersyukur ??? paling tidak, ada 3 hal yang membuat manusia itu enggan untuk bersyukur.
Pertama, tanpa sadar, fikiran kita sering terpusat kepada nikmat yang dimiliki oleh orang lain, bukan terpusat kepada diri kita sendiri. Karena saking seringnya menghitung nikmat orang lain sehingga kenikmatan yang kita miliki tidak terlihat potensinya. Memang benar, jika dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah puas dengan harta yang pernah dimiliki, Nabi bersabda:
منهومان لايشبعان منهوم العلم و منهوم المال (رواه الطبرنى عن ابن مسعود
Artinya: “ada dua kegemaran yang tidak akan dapat mampu memuaskan kepada orang yangmencarinya, yaitu kegemaran mencari ilmudan kegemaran mencari harta”
Kedua, menganggap bahwa nikmat yang diberikan oleh Allah kepada orang lain, lebih banyak ketimbang nikmat yang kita dapatkan. Setiap detik selalu disibukkan untuk menghitung nikmat Allah untuk orang lain, konsekwensinya tidak ada kesempatan untuk mengeja berapa nikmat yang kita miliki, Bagi pemilik sepeda seringkali kita memikirkan orang-orang yang telah memiliki motor, bagi orang yang memiliki rumah sederhana sibuk dengan memikirkan rumah orang lain yang lebih mewah, sehingga potensi nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita tidak nampak dan tidak sempat untuk mensyukurnya. Model pandangan hidup seperti inilah yang dapat merusak sifat qana’ah dan sifat kerelaan atas pemberian Allah swt. Di dalam sebuah hadits di sebutkan
مَنْ لمَ ْيَرْضَ بِقَضَائِى فَلْيَطْلُبْ رَبَّا سِوَا ئىِ
Artinya : “Barang siapa yang tida rela atas pemberianku maka carilah tuhan selain aku”
Dengan memikirkan da menghitung nikmat orang lain sehingga kita tidak punya banyak waktu untuk mensyukuri yang telah ada, menganggap bahwa ap yang telah kita dapat bernilai kecil dan terus iri dengan orang lain, sifat iri yang demikian ini tidak ada gunanya karena toh nikmat yang kita iri tersebut belum tentu menjadi milik kita. Dengan menganggap apa yang dimiliki orang lain lebih banyak ketimbanag milik kita, itu berarti secara tersirat melakukan
Ketiga, merasa bahwa apa yang kita dapat adalah semata-mata hasil usaha sendiri tanpa ada unsur pertolongan Allah di dalamnya, sehingga yang muncul di dalam benak kita adalah rasa sombong atas kemampuan dan usaha yang kita lakukan. Padahal jika kita tengok kembali sesungguhnya Allah-lah yang memberikan makan kepada makhluknya, Allah adalah dzat yang bertanggung jawab atas ciptaannya, kita lihat bagaimana ayam mencari dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya begitu juga semut semua makhluk Allah itu telah diberi kemampuan untuk melakukan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadinya.
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(al Ankabut:29:16)
Pada saat, bahwa yang dinikmati adalah hasil usaha sendiri, secara otomatis tumbuh sifat kikir, padahal tanpa pertolongan Allah semua akan sia-sia dan kegagalan selalu meyertainya, banyak ahli ekonomi yang perhitungannya tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Hal itu membuktikan adanya campur “tangan” pertolongan Allah dalam segala aktifitas, hal ini pula yang meyakinkan kita ada kekuatan di balik do’a.
Ambisi manusia terkadang melebihi itu semua, dengan kemampuan yang kecil tetapi ingin meraih sesuatu yang lebih besar. Dengan usaha yang pas-pasan menginginkan hasil maksimal, sungguh tidak masuk di akal.
sukur dan kufur merupakan hal yang dekat tapi memiliki makna berkebalikan
ReplyDeletemakasih infonya ya...
ReplyDeletesyukur yg wajib adalah menjaga diri dari ma'siat.
ReplyDeleteAssalamualaikum
ReplyDeletemakasih mas, infonya bermanfaat banget...
beramal baik dan selalu meolong orang dan beribada tepat waktu akan memperlancar datangnya rejeki pak
ReplyDeleteAssalamualaikum,
ReplyDeleteInfonya bermanfaat mas... terimakasij banyak... :D
salam
infonya keren ni.
ReplyDeleteterima kasih
Semoga dalam setiap kesempatan bisa selalu bersyukur apapun kejadian apapun yang dihadapi.
ReplyDeleteSALAM hangat dari Kendari.
Tusuda@amiiin
ReplyDeletesemoga kita termasuk golongan yang bersyukur...
ReplyDeletesemoga tetap menjadi insan ahli syukur
ReplyDeleteAssalamualaikum kang,
ReplyDeleteArtikelnya bagus kang. Info yang positif.
Mampir ya kang ke tempat ku. Follow + Comment-nya..