Info jawaban, entah judul apa yang tepat dalam tulisan ini, tapi saya hanya memberikan info kepada pembaca, bahwa malam ini saya mendapat pertanyaan dari seorang seorang sahabat via sms. Beliau ini putra dari seorang ibu (alm) yang sangat aku kenal dekat, beliau punya pribadi yang santun, ceria dan menyenangkan. Sehingga dari kepribadiannya itu saya banyak mendapat pelajaran etika hidup, sayangnya belum sempurna saya adopsi beliau telah lebih dahulu meninggalkan kita semua, semoga Allah mengampuni seluruh dosanya dan ditempatkan oleh Allah ‘tepat’ di sisinya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi pahala kesabaran ami…n
Kurang lebih pertanyaanya adala sebagai berikut, Pak ustadz, mohon dituliskan arabnya dari do’a yang artinya adalah sebagai berikut:
” Ya Allah aku berlindung kepada-mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan hati yang tidak khusyu’, dan amal yang tidak diangkat (kepada Allah), do’a yang tidak didengar dan nafsu yang tidak (pernah) kenyang"
Wah kayaknya saya masih ingat, do’a tersebut berbunyi :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذْ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لاَ يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ وَنَفْسٍ لَاتَشْبَعُ
Memohon perlindungn ilmu yang tidak manfaat, lihat beberapa kasus bagaimana ilmu yang membimbing manusia menjadi mulia acap kali menjadikan manusia hina, sebut saja koruptor, koruptor tidak dilakukan oleh orang orang bodoh, tetapi justru dilakukan oleh orang orang yang berpendidikan tinggi dan berilmu, karena ilmunya tidak bermanfaat dan gerak hatinya tidak khusyu’ (serius) dalam mengabdi kepada Allah sehingga ilmu tersebut tidak menjadi dekat kepada Allah melainkan malah menjauhkan posisi orang yang berilmu dari Allah.
Diantaranya dalam do’a tersebut juga, memohon perlindungan dari amal yang tidak diangkat menuju ridho Allah. di antara amal yang tidak diangkat adalah disebabkan karena amal tersebut terkotori oleh niat lain, karena ingin di dengar (sum’ah) karena di lihat (riya’) atau faktor-faktor lain. Banyak orang yang beramal karena rebutan rating di mata publik, berebut kue iklan, atau ingin di elu-elukan oleh para fansnya. Karena hati yang terkotori ini, sehingga do’anya tidak didengar oleh Allah dan nafsunya kian meradang.
Hatinya bagaikan dipanggang oleh api selalu ‘panas’ dengan suhu duniawi yang tak kunjung surut, mereka lupa bahwa dengan hati yang tenang, menjalani hidup dengan sabar akan memperoleh derajat mulia di sisi-Nya, mendulang amal dengan kesabaran bagaikan mendulang emas di tanah yang kotor, meski kelihatannya kotor dan nista namun tersimpan emas mutiara yang mahal harganya.